JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara senior Todung Mulya Lubis menilai, pengusutan dugaan rekayasa kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen oleh Antasari Azhar memerlukan bantuan Jaksa Swasta. Dalam hukum Amerika, Jaksa Swasta adalah jaksa profesional yang diangkat khusus untuk menangani kasus tertentu yang mengandung konflik kepentingan. "Dulu Keneth Star diangkat khusus untuk investigasi Bill Clinton," katanya usai deklarasi Gerakan Rakyat Anti Mafia Hukum, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (27/1/2011). Sayangnya, kata Todung, di Indonesia belum terdapat mekanisme pengangkatan jaksa swasta tersebut. "Saya sudah berkali-kali usulkan ke Pemerintah, DPR untuk mengubah Undang-undang Kejaksaan guna memungkinkan jaksa swasta diangkat dalam kasus dimana ada conflic of interest," katanya. It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.
Padahal, dugaan rekayasa kasus Antasari yang saat ini sedang diteliti kembali oleh Kejaksaan Agung, mengandung konflik kepentingan. "Kejaksaan ini kan banyak konflik kepentingan. Tidak melakukan penyidikan secara tuntas karena selain segan juga mungkin ada kepentingan kekuasaan bermain di sana," ungkapnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun, kata Todung, tidak tepat jika mengusut kasus Antasari karena Antasari sendiri adalah mantan Ketua KPK. "Akan tidak objektif kalau diserahkan ke KPK," katanya. Seperti diberitakan, Kejaksaan Agung kembali meneliti berkas penuntutan Antasari Azhar yang disusun Jaksa Cirus Sinaga pascatestimoni Gayus. Sebelumnya, Gayus Tambunan menyampaikan bahwa jaksa peneliti Cirus bermain dalam dugaan rekayasa kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran itu. Terkait penelitian kembali berkas Antasari oleh Kejaksaan, Todung berpendapat bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan Kejaksaan Agung menyusul testimoni Gayus Tambunan yang mengatakan ada rekayasa di dalamnya. "Kalau memang ditemukan indikasi atau bukti-bukti lain yang bisa jadi bahan pertimbangan kepolisian, kejaksaan, hakim nantinya. Nah Gayus sudah mengatakan sesuatu, tapi apakah Gayus memang mengetahui cukup detil dan didukung bukti-bukti, tugas Kejaksaan untuk meneliti lebih jauh," paparnya.
Padahal, dugaan rekayasa kasus Antasari yang saat ini sedang diteliti kembali oleh Kejaksaan Agung, mengandung konflik kepentingan. "Kejaksaan ini kan banyak konflik kepentingan. Tidak melakukan penyidikan secara tuntas karena selain segan juga mungkin ada kepentingan kekuasaan bermain di sana," ungkapnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun, kata Todung, tidak tepat jika mengusut kasus Antasari karena Antasari sendiri adalah mantan Ketua KPK. "Akan tidak objektif kalau diserahkan ke KPK," katanya. Seperti diberitakan, Kejaksaan Agung kembali meneliti berkas penuntutan Antasari Azhar yang disusun Jaksa Cirus Sinaga pascatestimoni Gayus. Sebelumnya, Gayus Tambunan menyampaikan bahwa jaksa peneliti Cirus bermain dalam dugaan rekayasa kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran itu. Terkait penelitian kembali berkas Antasari oleh Kejaksaan, Todung berpendapat bahwa hal tersebut sudah seharusnya dilakukan Kejaksaan Agung menyusul testimoni Gayus Tambunan yang mengatakan ada rekayasa di dalamnya. "Kalau memang ditemukan indikasi atau bukti-bukti lain yang bisa jadi bahan pertimbangan kepolisian, kejaksaan, hakim nantinya. Nah Gayus sudah mengatakan sesuatu, tapi apakah Gayus memang mengetahui cukup detil dan didukung bukti-bukti, tugas Kejaksaan untuk meneliti lebih jauh," paparnya.
No comments:
Post a Comment