Tuesday, January 4, 2011

Komnas HAM Terkendala Waktu

When most people think of mobil keluarga ideal terbaik indonesia, what comes to mind is usually basic information that's not particularly interesting or beneficial. But there's a lot more to mobil keluarga ideal terbaik indonesia than just the basics.
JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Tindak Kekerasan di Puncak Jaya, Ridha Saleh, mengakui, tim kerjanya terkendala berbagai hambatan dalam melakukan penyelidikan, terutama masalah waktu.

"Munculnya berbagai peristiwa kekerasan di wilayah Papua, khususnya di Puncak Jaya tidak sebanding dengan waktu yang disediakan bagi tim dalam menjalankan mandatnya," kata Ridha kepada wartawan dalam siaran pers di kantor Komnas HAM Jakarta, Selasa (4/1/2011).

Ridha mengatakan, selain keterbatasan waktu yang hanya satu bulan melakukan penyelidikan, pihaknya juga terkendala situasi keamanan. Sulitnya mencapai lokasi tempat tinggal para saksi tindak kekerasan yang harus ditempuh pulang pergi 20 jam, keterbatasan anggaran, serta informasi yang tidak dapat diakses sepenuhnya oleh Komnas HAM, dinilai sebagai faktor yang menghambat tim.

Dalam keterbatasan tersebut, tim pemantauan dan penyelidikan tindak kekerasan memfokuskan pada tiga peristiwa dugaan pelanggaran HAM yang terjadi di Puncak Jaya Papua.

Peristiwa pertama, pembunuhan seorang Pendeta Sidang Gereja GIDI Toragi,  Distrik Tinggi Nambut bernama Pendeta Kinderman Gire pada 17 Maret 2010. Peristiwa ini berawal dari kejadian 10 Maret 2010 dimana Kinderman bersama jemaatnya mengirim uang kepada Pendeta Air Gire di Wamena.

Now that we've covered those aspects of mobil keluarga ideal terbaik indonesia, let's turn to some of the other factors that need to be considered.

Uang tersebut untuk membeli bahan bakar bensin 15 liter, guna pembelahan kayu untuk keperluan pembangunan gereja. Air Gire meminta Kinderman berjaga di jalan karena ia akan mengirimkan lewat jalan, pesannya agar jangan sampai terlewat. Saat rombongan Kinderman Gire menunggu kiriman, pasukan TNI Batalyon Infanteri (Yonif) 756 lewat.

Mereka curiga dan menanyai Kinderman. Tak percaya, Kinderman dibawa dan disiksa hingga mukanya bengkak dan menghitam.

Sekitar dua minggu kemudian, warga menemuka kepala pendeta Kinderman tersangkut di pinggir sungai Tinggin, Yamo, Gurage. Tubuhnya kemudian ditemukan, keluarga memutuskan membakar jenasah Kindeman.

Peristiwa kedua, kasus video kekerasan dalam pelaksanaan patroli pada 16 Maret 2010. Tanggal tersebut kira-kira pukul 23.00 WIT, 24 anggota Satgas Yonif 753 /AVT melakukan patroli dengan berjalan kaki. Satuan tugas ini mendapat informasi bahwa di ketinggian arah selatan ada yang memiliki dua pucuk senjata jenis AK-SN dan Mouser.

Ketika sampai di lokasi, didapati sekelompok warga yang diduga GPK berjumlah 27 orang yang dipimpin Dipes Tabuni. Mereka kemudian dipisahkan antara yang laki-laki dan perempuan. Saat meminta informasi kepada kelompok laki-laki, disertai tindak kekerasan oleh anggota TNI dengan menendang, menggunakan kaki kanan dengan memakai sepatu lars pada punggung belakang korban, serta memukul kepala korban dengan helm tempur.

Peristiwa ketiga, kasus kekerasan warga sipil saat diinterogasi yang terekam dan sempat beredar di situs you tube pada 30 Mei 2010. Di dalam video tersebut, terlihat dua orang warga bernama Anggenpugu Kiwo dan Telangga Gire diinterogasi mengenai keberadaan senjata dan pimpinan Operasi Papua Merdeka (OPM). Interogasi ini disertai tindak kekerasan yang tak manusiawi.

Keduanya diikat dan ditempatkan terpisah. Korban ini diinjak, dipukul, dan sempat diancam akan ditembak. Bahkan salah satu korban disulut dengan bara kayu yang masih berasap di alat kelaminnya.

Don't limit yourself by refusing to learn the details about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. The more you know, the easier it will be to focus on what's important.

No comments:

Post a Comment