Sunday, March 20, 2011

Peneror Kader Baru dari Pinggiran Kota

Dalam dunia sekarang ini, tampaknya hampir semua topik terbuka untuk diperdebatkan. Sementara aku sedang mengumpulkan fakta untuk artikel ini, saya cukup terkejut menemukan beberapa masalah yang saya pikir diselesaikan sebenarnya masih dibicarakan secara terbuka.
JAKARTA, KOMPAS.com " Sementara polisi masih bekerja menelusuri modus operandi di balik rangkaian teror bom, ilmuan politik Hermawan Sulistyo menyodorkan sangkaan soal karakter pelakunya.

Hermawan yang pernah menyunting buku tipis soal kisah para korban teror bom Kuningan itu berpendapat, para peneror adalah pemain baru hasil didikan pemain lama.

Mereka berkelompok, sekitar 4-5 orang, dan tinggal di pinggiran kota."Dia serentak, pelakunya sama, sebab format bomnya mirip-mirip," kata Hermawan, merujuk pada empat paket bom buku yang ditujukan kepada Ketua Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, reserse senior Gories Mere, Ketua Umum Partai Patriot Japto S, dan musisi Ahmad Dhani.

Hermawan berteori soal itu usai diskusi bertajuk "Setelah Bom Buku Terbitlah Isu" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (19/3/2011).

"Alamat pengirim itu di desa-desa, kecamatan, bukan kota besar, misalnya di Ciomas, yang sudah pasti alamat palsu. Kenapa pilih Ciomas? Artinya orang itu yang ruang dunianya antara urban di luar kota dan di desa," katanya.

Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang sudah Anda ketahui tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan paragraf yang tersisa?

Tujuan kelompok teror tersebut, lanjut Hermawan, menciptakan ketakutan masyarakat dengan instrumen yang lebih sederhana. "Instrumennya bisa dengan banyak cara dan dia kali ini sukses, energi sedikit, biaya sedikit," ujar Hermawan.

Hermawan tidak melihat adanya motif pengalihan isu dalam serentetan teror berupa pengiriman paket tersebut. Menurutnya, pemerintah tidak memiliki kemampuan dalam merancang skenario pengalihan isu yang begitu rapi seperti ini.

"Pemerintah sangat rapuh. Saya tidak percaya ada unit yang bekerja seperti itu," ujarnya.Terkait penanganan penemuan paket mencurigakan, Hermawan menilai, kepolisian belum bertindak tepat jika dilihat dari segi investigasi.

Contohnya, ketika kepolisian langsung meledakkan paket kiriman yang mencurigakan tanpa memeriksa fisik paket terlebih dahulu.

"Dari segi jihandak nggak salah, tapi dari segi investigasi itu salah. Bisa saja dari bom itu ada sidik jari, harusnya dicari dulu. Contoh surat untuk Ulil, difotokopi, direbut-rebutin sama orang di sana, itu kan gak boleh harusnya," ungkapnya.

Dia juga menilai, selama ini upaya pencegahan pemerintah masih kurang. "Preventif kita lemah, sasaran pertumbuhan radikal itu di pelosok-pelosok, tapi tidak disentuh," ujarnya.

Mereka yang hanya mengenal satu atau dua fakta-fakta tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah bisa bingung oleh informasi yang menyesatkan. Cara terbaik untuk membantu mereka yang disesatkan adalah dengan lembut benar mereka dengan kebenaran yang Anda pelajari di sini.

No comments:

Post a Comment