JAKARTA, KOMPAS.com " Terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir membantah pernah menerima laporan kekurangan dana dalam pelatihan militer di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dari pengikutnya di Jamaah Anshorut Tauhid (JAT), Luthfi Haidaroh alias Ubaid. Ubaid pernah serahkan kertas kekurangan dana, itu tidak benar, ucap Ba'asyir seusai mendengarkan keterangan Suranto alias Ibrahim alias Toriq, sekretaris di JAT Pusat, dalam sidang atas dirinya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (17/3/2011). Keterangan Suranto itu dibacakan oleh hakim anggota lantaran Ba'asyir dan tim pengacaranya tak bersedia mengikuti sidang. Suranto bersaksi melalui telekonferensi dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Ba'asyir juga membantah pernah menerima lembaran yang berisi struktur Tandzim Al Qoidah Serambi Mekah dari Ubaid. Dalam struktur itu, Ba'asyir ditunjuk menjadi pemimpin atau Amir. Sebagian besar informasi ini berasal langsung dari pro Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Hati-hati membaca untuk mengakhiri hampir menjamin bahwa Anda akan tahu apa yang mereka ketahui.
Sebelumnya, Suranto mengaku pernah melihat rekaman pelatihan militer di NAD bersama Ba'asyir, Abdul Haris, dan Abu Tholud di Kantor JAT di Jakarta. Rekaman itu diputar oleh Ubaid. Setelah menonton rekaman, kata dia, Ubaid menyerahkan surat kepada Ba'asyir. Surat berisi kekurangan dana dalam pelatihan. Saya tidak tahu secara detail nominal kekurangan. Beliau (Ba'asyir) katakan akan kita usahakan. Setelah itu Ubaid serahkan kertas lain soal usulan struktur Tanzim Al Qoidah Serambi Mekah, kata Suranto. Maksudnya apa menyerahkan surat itu? tanya hakim. Berharap menyetujui (struktur). Tapi tidak tahu ustaz Abu setuju atau tidak, jawab dia. Pernyataan Suranto itu senada dengan pengakuan Abdul Haris alias Haris Amir Falah, Ketua JAT Jakarta, pada sidang sebelumnya. Dia menyebut Ubaid memberikan laporan ke Ba'asyir. Laporan pelatihan sudah berjalan. Masih ada kekurangan dana karena dari sekian peserta tidak semua pegang senjata. Ada kekurangan dana untuk senjata. Selanjutnya ada permintaan agar ustaz datang ke Aceh dan menjadi Amir (pemimpin) karena beliaulah yang bisa jadi perekat. Di situ terdiri banyak kelompok, kata Haris.
Sebelumnya, Suranto mengaku pernah melihat rekaman pelatihan militer di NAD bersama Ba'asyir, Abdul Haris, dan Abu Tholud di Kantor JAT di Jakarta. Rekaman itu diputar oleh Ubaid. Setelah menonton rekaman, kata dia, Ubaid menyerahkan surat kepada Ba'asyir. Surat berisi kekurangan dana dalam pelatihan. Saya tidak tahu secara detail nominal kekurangan. Beliau (Ba'asyir) katakan akan kita usahakan. Setelah itu Ubaid serahkan kertas lain soal usulan struktur Tanzim Al Qoidah Serambi Mekah, kata Suranto. Maksudnya apa menyerahkan surat itu? tanya hakim. Berharap menyetujui (struktur). Tapi tidak tahu ustaz Abu setuju atau tidak, jawab dia. Pernyataan Suranto itu senada dengan pengakuan Abdul Haris alias Haris Amir Falah, Ketua JAT Jakarta, pada sidang sebelumnya. Dia menyebut Ubaid memberikan laporan ke Ba'asyir. Laporan pelatihan sudah berjalan. Masih ada kekurangan dana karena dari sekian peserta tidak semua pegang senjata. Ada kekurangan dana untuk senjata. Selanjutnya ada permintaan agar ustaz datang ke Aceh dan menjadi Amir (pemimpin) karena beliaulah yang bisa jadi perekat. Di situ terdiri banyak kelompok, kata Haris.
No comments:
Post a Comment