Friday, May 27, 2011

Saksi: Nunun Sering Mendadak Pingsan

info mutakhir tentang
tidak selalu hal yang termudah untuk mencari. Untungnya, laporan ini mencakup
info terbaru yang tersedia.
JAKARTA, KOMPAS.com " Mantan sekretaris pribadi tersangka kasus dugaan suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Nunun Nurbaeti, yakni Sumarni, mengungkapkan, Nunun belum mengalami hilang ingatan saat dirinya mengantarkan langsung obat ke apartemen milik Nunun di Singapura tahun 2010.

Pengakuan tersebut diungkapkan Sumarni saat dirinya menjadi saksi untuk tersangka kasus dugaan suap pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia lainnya, yakni Ni Luh Mariani. "Tidak, waktu itu saya sempat ngobrol sebentar dengan Ibu Nunun, tetapi sekadar tanya apa kabar. Cuma itu saja," ujar Sumarni di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (27/5/2011).

Sumarni menambahkan, semenjak dirinya bekerja di perusahaan PT Wahana Esa Sejati milik Nunun, mantan atasannya tersebut memang sering mendadak jatuh pingsan. Ia juga mengungkapkan, saat sedang berbelanja di pusat pertokoan, Nunun juga sering jatuh pingsan.

Anda tidak dapat mempertimbangkan semua yang anda hanya membaca untuk menjadi informasi penting tentang
. Tapi jangan heran jika Anda menemukan diri Anda mengingat dan menggunakan informasi ini sangat dalam beberapa hari mendatang.

"Sejak saya awal di perusahaan itu (PT Wahana Esa Sejati), Ibu memang sering jatuh tiba-tiba. Di tengah pertokoan juga Ibu sering jatuh dan tidak bisa berdiri lagi," katanya.

Ketika kembali ditanya mengenai alasan mengapa Nunun sering tiba-tiba jatuh pingsan, Sumarni mengatakan bahwa mantan atasannya tersebut mempunyai penyakit vertigo. "Vertigo, Ibu suka mau jatuh. Di boks obatnya juga ada obat-obatan untuk sempoyongan," tukasnya.

Seperti diberitakan, Ketua KPK Busyro Muqoddas telah mengumumkan status tersangka untuk Nunun dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR, Senin (23/5/2011). Keputusan ini telah diambil sejak Februari lalu.

Awalnya, Nunun menjadi saksi kunci yang mengetahui dari mana asal dana yang diberikan kepada 26 anggota DPR periode 1999-2004 dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior BI. Namun, dalam dakwaan para politisi tersebut, Nunun disebut sebagai orang yang memberikan cek perjalanan melalui Arie Malangjudo.

Sejak ditetapkan menjadi saksi untuk kasus cek perjalanan itu, keluarga Nunun menyatakan melalui dokter Andreas Harry bahwa Nunun didiagnosis menderita amnesia yang menjurus pada demensia-Alzheimer. Hal ini terjadi akibat ia sempat terserang stroke. Penyakit Nunun ini mengakibatkan ia menjadi lupa sehingga KPK sulit meminta keterangan darinya sejak 2010.

Apakah ada benar-benar ada informasi tentang
yang nonesensial? Kita semua melihat hal-hal dari sudut yang berbeda, sehingga sesuatu yang relatif tidak signifikan untuk yang satu akan sangat penting untuk yang lain.

No comments:

Post a Comment