JAKARTA, KOMPAS.com " Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie meminta desain untuk rencana pembangunan gedung baru para wakil rakyat kembali disederhanakan. Oleh karena itu, lanjutnya, jika rencana gedung baru Dewan didesain ulang, tentu tender pelaksanaan juga harus diulang. "Saya ingin disederhanakan saja. Desainnya membuat biaya konstruksi lebih mahal 20 persen. Saya harapkan dengan efesiensi konstruksi bisa turun 20 persen. Otomatis kalau desain diulang, diulang semua," ujar Marzuki Alie di Gedung DPR, Jumat (13/5/2011). Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda sudah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.
Namun, Marzuki kembali menyerahkan kepada Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR mengenai perubahan dan penyederhanaan desain gedung baru tersebut. "Saya yakin masih bisa turun (biaya gedung), dari dulu saya minta turun di bawah 1 triliun. Nusantara I masih bisa dipakai, dulu hanya untuk sekjen dan perangkatnya. Sekarang dipakai juga untuk kepentingan rapat Dewan," katanya. Marzuki melanjutkan, dengan perubahan tersebut, jumlah peserta tender menjadi lebih banyak dan memengaruhi biaya sehingga bisa lebih murah. "Saya senang kalau peserta (tender) banyak, bisa lebih murah. Kalau seperti Nusantara I tidak perlu sayembara, tinggal panggil lagi konsultannya," katanya. Seperti yang diketahui, berdasarkan audit Kementerian Pekerjaan Umum dinyatakan bahwa gedung lama DPR di Nusantara I DPR masih layak untuk dipakai. Gedung baru DPR yang dulunya direncanakan 36 lantai dipangkas menjadi 26 lantai. Dengan demikian, biaya pembangunan gedung pun ikut dipangkas, dari Rp 1,138 triliun menjadi Rp 777 miliar.
Namun, Marzuki kembali menyerahkan kepada Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR mengenai perubahan dan penyederhanaan desain gedung baru tersebut. "Saya yakin masih bisa turun (biaya gedung), dari dulu saya minta turun di bawah 1 triliun. Nusantara I masih bisa dipakai, dulu hanya untuk sekjen dan perangkatnya. Sekarang dipakai juga untuk kepentingan rapat Dewan," katanya. Marzuki melanjutkan, dengan perubahan tersebut, jumlah peserta tender menjadi lebih banyak dan memengaruhi biaya sehingga bisa lebih murah. "Saya senang kalau peserta (tender) banyak, bisa lebih murah. Kalau seperti Nusantara I tidak perlu sayembara, tinggal panggil lagi konsultannya," katanya. Seperti yang diketahui, berdasarkan audit Kementerian Pekerjaan Umum dinyatakan bahwa gedung lama DPR di Nusantara I DPR masih layak untuk dipakai. Gedung baru DPR yang dulunya direncanakan 36 lantai dipangkas menjadi 26 lantai. Dengan demikian, biaya pembangunan gedung pun ikut dipangkas, dari Rp 1,138 triliun menjadi Rp 777 miliar.
No comments:
Post a Comment