JAKARTA, KOMPAS.com " Ketua Fraksi Demokrat di DPR RI Benny Kabur Harman menilai, media massa cenderung mencari-cari kesalahan kader Partai Demokrat. Padahal, menurutnya, masih banyak kader partai lain yang bermasalah, bukan hanya dari Partai Demokrat. Merujuk kepada pemberitaan media mengenai mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang terlibat kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, Benny menganggap itu terlalu berlebihan. Informasi tentang
disajikan di sini akan melakukan salah satu dari dua hal: baik itu akan memperkuat apa yang anda ketahui tentang
atau akan mengajari Anda sesuatu yang baru. Keduanya hasil yang baik.
"Kenapa hanya kader Demokrat, padahal kader partai lain juga bermasalah. Banyak tersangka dan terpidana yang lari ke Singapura, tetapi pers diam saja. Kok ketika kader Demokrat yang bermasalah, pers begitu semangat sekali mengekspos. Pertanyaan kita ini kan masuk akal," tutur Benny, Rabu (13/7/2011) di Gedung DPR RI. Ia menduga pers diperalat kelompok tertentu, tetapi ia tak menyebutkan kelompok yang dimaksud. "Pers juga acapkali kurang bertanggung jawab menggunakan kebebasannya. Padahal, kebebasan harus disertai tanggung jawab.Kalau disalahgunakan akan merusak demokrasi. Kelihatannya cenderung diperalat oleh kelompok tertentu," kata Benny. Ia juga mempertanyakan media yang menjadikan pesan Blackberry Messenger sebagai landasan pemberitaan, seperti yang terjadi pada pemberitaan mengenai pernyataan-pernyataan Nazaruddin."BB adalah alat komunikasi, tetapi bukan sumber berita. Apa kamu yakin SMS atau BBM berasal dari saya, misalnya, ketika saya jadi narasumber. Apa saya yang mengirim? Seharusnya tidak hanya mengandalkan ini (BB), tapi tatap muka (dengan narasumber). Ini untuk menjaga kebebasan pers. Siapa yang menjamin bahwa betul dia (Nazaruddin) yang kirim," kata Benny. Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pun mengungkapkan pendapat yang sama tentang media. "Banyak pemberitaan media massa, termasuk media yang selama ini memiliki kredibilitas dan reputasi baik, yang terus memojokkan Partai Demokrat dengan bersumber dari SMS atau BBM. Yang saya tak paham dengan akal dan logika saya justru berita yang bersumber dari SMS dan BBM dijadikan judul besar, tema utama, dan headline yang mencolok. Misalnya, SMS dan BBM yang dikirim orang yang mengaku Nazaruddin, yang sekarang yang bersangkutan masih buron. Tak dikonfirmasi kebenarannya, dianggap kebenaran, dan dijadikan alat untuk menghakimi Partai Demokrat. Dengan segala kerendahan hati, perilaku politik seperti ini tak mencerdaskan kehidupan bangsa," papar Yudhoyono di kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Senin (11/7/2011).
"Kenapa hanya kader Demokrat, padahal kader partai lain juga bermasalah. Banyak tersangka dan terpidana yang lari ke Singapura, tetapi pers diam saja. Kok ketika kader Demokrat yang bermasalah, pers begitu semangat sekali mengekspos. Pertanyaan kita ini kan masuk akal," tutur Benny, Rabu (13/7/2011) di Gedung DPR RI. Ia menduga pers diperalat kelompok tertentu, tetapi ia tak menyebutkan kelompok yang dimaksud. "Pers juga acapkali kurang bertanggung jawab menggunakan kebebasannya. Padahal, kebebasan harus disertai tanggung jawab.Kalau disalahgunakan akan merusak demokrasi. Kelihatannya cenderung diperalat oleh kelompok tertentu," kata Benny. Ia juga mempertanyakan media yang menjadikan pesan Blackberry Messenger sebagai landasan pemberitaan, seperti yang terjadi pada pemberitaan mengenai pernyataan-pernyataan Nazaruddin."BB adalah alat komunikasi, tetapi bukan sumber berita. Apa kamu yakin SMS atau BBM berasal dari saya, misalnya, ketika saya jadi narasumber. Apa saya yang mengirim? Seharusnya tidak hanya mengandalkan ini (BB), tapi tatap muka (dengan narasumber). Ini untuk menjaga kebebasan pers. Siapa yang menjamin bahwa betul dia (Nazaruddin) yang kirim," kata Benny. Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pun mengungkapkan pendapat yang sama tentang media. "Banyak pemberitaan media massa, termasuk media yang selama ini memiliki kredibilitas dan reputasi baik, yang terus memojokkan Partai Demokrat dengan bersumber dari SMS atau BBM. Yang saya tak paham dengan akal dan logika saya justru berita yang bersumber dari SMS dan BBM dijadikan judul besar, tema utama, dan headline yang mencolok. Misalnya, SMS dan BBM yang dikirim orang yang mengaku Nazaruddin, yang sekarang yang bersangkutan masih buron. Tak dikonfirmasi kebenarannya, dianggap kebenaran, dan dijadikan alat untuk menghakimi Partai Demokrat. Dengan segala kerendahan hati, perilaku politik seperti ini tak mencerdaskan kehidupan bangsa," papar Yudhoyono di kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Senin (11/7/2011).
No comments:
Post a Comment