JAKARTA, KOMPAS.com " Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil merasa yakin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan semena-mena dalam memutuskan hubungan kerja sama dengan PKS dalam koalisi. Presiden tidak akan memutuskan secara sepihak tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan PKS dan dengan partai koalisi lainnya. "Saya yakin dan percaya, ada pembicaraan sebelum keputusan. Enggak semena-mena SBY mengeluarkan partai koalisi itu yang dianggap berbeda. Saya enggak percaya SBY mau keluarkan partai-partai koalisi gara-gara hak angket," katanya seusai diskusi "Koalisi Pecah Kabinet Terbelah" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (26/2/2011). If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
Kendati demikian, Nasir mengatakan, PKS siap jika Presiden mengeluarkan PKS dari koalisi secara sepihak. "Tapi, saya katakan, saya enggak yakin bahwa SBY melakukan itu. Kami tahu sendiri tipikal SBY, beliau enggak suka frontal," tambahnya. PKS, lanjutnya, memiliki harga diri. PKS siap menerima risiko apa pun dalam konteks koalisi. "Kalau SBY mau mengeluarkan, enggak mungkin PKS mengiba-iba. Presiden SBY, tolonglah jangan ditinggalkan segala macam, PKS punya harga diri. Kalau memang dikeluarkan, tentu kami siap," kata Nasir. Ketika ditanya niat PKS untuk berubah haluan menjadi oposisi, Nasir menjawab bahwa berbeda sikap politik dalam koalisi tidak menandakan adanya niatan PKS menjadi oposisi. "Oposisi atau tidak akan diputuskan oleh partai. Di Indonesia belum ada aturan permanen, perbedaan-perbedaan itu enggak bisa dicap sebagai oposisi," katanya.
Kendati demikian, Nasir mengatakan, PKS siap jika Presiden mengeluarkan PKS dari koalisi secara sepihak. "Tapi, saya katakan, saya enggak yakin bahwa SBY melakukan itu. Kami tahu sendiri tipikal SBY, beliau enggak suka frontal," tambahnya. PKS, lanjutnya, memiliki harga diri. PKS siap menerima risiko apa pun dalam konteks koalisi. "Kalau SBY mau mengeluarkan, enggak mungkin PKS mengiba-iba. Presiden SBY, tolonglah jangan ditinggalkan segala macam, PKS punya harga diri. Kalau memang dikeluarkan, tentu kami siap," kata Nasir. Ketika ditanya niat PKS untuk berubah haluan menjadi oposisi, Nasir menjawab bahwa berbeda sikap politik dalam koalisi tidak menandakan adanya niatan PKS menjadi oposisi. "Oposisi atau tidak akan diputuskan oleh partai. Di Indonesia belum ada aturan permanen, perbedaan-perbedaan itu enggak bisa dicap sebagai oposisi," katanya.
No comments:
Post a Comment